Teman Dalam Kesesakan (Kisah Ayub)
- bayanganteduh
- Jan 7, 2021
- 3 min read
Siapa yang pernah mendengar cerita Ayub? Jika teman-teman belum pernah mendengar cerita Ayub, Bayangan Teduh akan berbagi kisah hidupnya secara singkat.
Di dalam Alkitab, Ayub dikatakan sebagai anak Allah yang saleh, jujur, dan menjauhi kejahatan. Ia memiliki 7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan, 7 ribu ekor kambing domba, 3 ribu ekor unta, 500 pasang lembu, 500 kedelai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar (Ayub 1:1-3).
Karena ketaatannya Ayub kepada Allah, Iblis berusaha menghancurkan Ayub. Ia menantang Allah bahwa Ayub akan berubah jika semua yang dimiliki Ayub diambil oleh Iblis. Karena Allah yakin bahwa Ayub tidak akan berubah, Allah mengizinkan Iblis untuk mencobai Ayub dengan syarat tidak mengambil nyawanya. Maka Iblis melakukan 2 kali pencobaan yang tercatat di dalam Ayub 1:6-12; 2:1-6. Pertama, Ayub harus kehilangan semuanya. Kedua, Ayub harus mengalami penyakit kulit yang sangat menyakitkan.
Singkat cerita Ayub sangat sedih dan bingung mengapa ini semua terjadi. Ketika tiga teman (Eliphaz, Bildad, Zophar) dekat Ayub melihat apa yang terjadi terhadap sahabat mereka, mereka bersedih dan menangis selama 7 hari lamanya. Setelah 7 hari menangis, satu persatu dari mereka berbicara kepada Ayub. Bukannya berkata hal yang menenangkan, mereka malah memberitahu alasan mengapa Ayub bisa menderita seperti ini, dan mereka berkata bahwa itu terjadi karena dosa Ayub dan anak-anaknya. WHAT???? Jika kamu berada di posisi Ayub, apa yang kamu rasakan? Kamu tidak tahu apa-apa, kamu kehilangan semuanya dalam sekilas mata, dan tiba-tiba teman dekatmu memberitahu kamu untuk mengakui dosa kamu kepada Allah dan bertobat? Bukankah kamu sakit hati??
Itulah yang dirasakan Ayub. Karena tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi dalam hidupnya, Ayub mengomentari semua perkataan yang dikatakan temannya.
Sobat Bayangan Teduh, jika kamu adalah Ayub, yang sedang berada di dalam kesengsaraan, teman seperti apa yang kamu harapkan? Saat ini, Bayangan Teduh mau memberi tahu kamu bagaimana caranya menjadi teman kepada mereka yang sedang berada di dalam penderitaan.
Pertama, berhati-hati ketika berbicara dengan orang yang mengalami penderitaan.
Mengapa Bayangan Teduh mengatakan ini? Dari awal, buku Ayub sudah mengatakan bahwa Ayub tidak berdosa dihadapan Allah, tetapi semua temannya berkata semua hal yang dialami Ayub itu diakibatkan oleh dosanya. Sudah pasti, Ayub yang tidak mengerti akan situasinya menyerang teman-temannya. Kita juga mungkin bisa berpikir, mengapa Ayub tidak memilih untuk diam saja? Kalian tau mengapa Ayub tidak bisa diam? Karena itu adalah ciri orang yang sedang mengalami penderitaan berperilaku. Orang yang sedang menderita, kadang-kadang tidak bisa berpikir secara rasional, merasa dirinya selalu benar dan kadang-kadang tidak konsisten. Itu dikarenakan mereka sedang berusaha mengerti perasaan dan situasi mereka sendiri. Jika kamu ingin menolong seseorang ataupun berteman dengan orang yang sedang mengalami penderitaan, kamu harus siap secara mental dan berhati-hati akan perkataanmu. Andalkan Roh Kudus dalam setiap perkataan yang keluarkan, doa kepada Tuhan supaya kamu tahu apa yang harus katakan kepada mereka.
Kedua, semakin sedikit yang kita ketahui, maka akan semakin berbahaya kita untuk menjadi seorang konselor / penasihat bagi teman kita.
Jika kalian baca buku Ayub, kalian akan mendapatkan bahwa teman-teman Ayub memberi tahu Ayub bahwa hal baik hanya terjadi pada orang baik, dan hal buruk terjadi pada orang jahat.
Pada kenyataannya, Tuhan Yesus mengingatkan murid-muridnya untuk tidak membuat spekulasi seperti itu. Di dalam Yohanes 9:2 dikatakan bahwa ada orang buta dan murid-muridnya bertanya kepada Tuhan bahwa orang ini pasti berdosa atau orang tuanya yang berdosa sehingga ia buta. Tapi Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa, orang itu buta bukan karena dosa dia maupun orang tuanya, melainkan pekerjaan Tuhan yang sedang dilakukan di dalam hidupnya.
Sobat, Tuhan memiliki rancangan terhadap setiap orang yang kadang tidak bisa dimengerti oleh manusia. Jika kamu memiliki spekulasi-spekulasi akan penderitaan yang sedang dialami temanmu, lebih baik kamu memendam hal itu di dalam dirimu sendiri. Jangan mengatakan hal itu kepada temanmu.
Ketiga, temani dia daripada berbicara banyak.
Ketika seseorang sedang mengalami penderitaan, banyak orang Kristen akan berkata bahwa itu adalah salah proses yang harus dialami oleh orang Kristen, supaya manusia bisa tetap bertahan dan berharap didalam Allah. Apakah itu salah? Tentu saja tidak!! Tapi, kamu harus tahu waktu yang tepat kapan berbicara hal itu kepada mereka, dan harus dibicarakan dengan cara yang benar.
Temanmu yang sedang mengalami penderitaan, mungkin lebih membutuhkan kehadiranmu daripada mendengarkan apa yang kamu katakan. Hadirlah dalam hidupnya, temani dia, dan doakan dia. Jika kamu tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain menemani dia, doakan saja temanmu dan biarkan damai dan ketenangan Tuhan yang menyelimuti hatinya.
Tuhan memberkati, sobat!
コメント